Sejarah Pompeii
Namun pada 5 Februari 62 terjadilah gempa bumi hebat, yang menimbulkan kerusakan yang cukup besar di sekitar wilayah teluk itu, khususnya Pompeii. Bencana ini disusul dengan bencana lain yang lebih besar pada awal Agustus 79.
Saat itu mata air di sumur-sumur mengering. Getaran-getaran gempa ringan mulai terjadi pada 20 Agustus 79, dan menjadi semakin sering pada empat hari kemudian. Namun peringatan-peringatan itu diabaikan oleh para penduduk Pompeii. Mereka masih tetap menjalankan kehidupannya seperti biasa. Hingga pada sore hari pada 24 Agustus 79, bertepatan dengan hari Vulcanalia (perayaan dewa api Rowawi), sebuah letusan gunung berapi yang mematikan terjadi. Ledakan itu merusak seluruh wilayah tersebut, mengubur kota Pompeii dan daerah-daerah disekitar pemukiman lainnya.
Seorang saksi mata bernama Plinius melaporkan bahwa ia telah menyaksikan gejala yang luar biasa sebuah awan gelap yang besar berbentuk seperti pohon pinus muncul dari mulut gunung Vesuvius. Setelah beberapa lama, awan itu segera menuruni lereng-lereng gunung dan menutupi seluruh daerah di sekitarnya, termasuk laut di dekatnya.
Lapisan debu tebal juga menutupi dua kota yang lokasinya deket kaki gunung Vesuvius, yaitu Herculaneum dan Pompeii, sehingga kota ini hilang dan terlupakan. Pada tahun 1738 kota Herculaneum ditemukan kembali, disusul dengan kota Pompeii pada tahun 1748. Setelah sempat dibiarkan beberapa lama, pada zaman raja Charles Bourba, kedua kota ini mulai digali kembali dari lapisan debu tebal dengan mempertahankan semua bangunan dan lukisan dinding yang masih utuh.
Kota Kuno dengan Fasilitas Modern
Melihat situs Pompeii di Italia serasa melihat kota modern. Tidak terbayangkan bahwa kota dengan luas 66hektar tersebut dibangun sebelum Masehi/ Lebih dari 2000 tahun yang lalu kota yang berpenduduk sekitar 20.000 jiwa itu sudah dilengkapi fasilitas modern seperti kita pada abad ke 20 dengan tata kota yang sempurna. Tampak deretan bangunan ada di kiri dan jalan-jalan berbatu yang tertata rapi.
Di beberapa bangunan tampak bekas sliding door yang sudah ada di zaman itu. Selain itu, saluran pipa air besi yang menyambung ke fountain terbesar di seluruh kota untuk menyuplai kebutuhan air ke rumah-rumah penduduk, dan yang menarik pada zaman itu sudah ada sauna dan spa dengan fasilitas kolam renang dan gymnastic.
Selain itu masih ada fasilitas hiburan lainnya seperti Amphiteater yaitu gedung teater yang bisa menampung 20.000 penonton dan Oledon atau teater kecil. Bangunan penting lainnya di kota ini adalah Forum, yaitu sebuah lapangan luas dikelilingi kuil-kuil religius seperti Apollo, Jupiter, Venus, dan dewa-dewa yang lain.